Siapa Butuh Messi?

                   SIAPA BUTUH MESSI? 

   Siapa yang tak kenal Lionel Messi, kapten timnas sepakbola Argentina  yang dibesarkan oleh klub  Barcelona. Kemampuannya dalam mengolah bola tak ada yang meragukannya. Melihat Messi bermain sepertinya ia datang dari planet lain. Begitu mudahnya ia mengecoh lawan dan mencetak gol. Raihan Ballon D or  6 kali, pemain terbaik FIFA 6 kali dan segala macam gelar individu sudah ia raih. Seiring dengan 10  kali juara liga Spanyol dan  3 kali juara liga  champions.bersama Barcelona. 

   Akhir musim 2020- 2021 menjadi akhir perjalanan panjang Messi di Barca.  Mulai musim depan Messi bebas dari ikatan kontraknya dengan Barca dan bisa menuju ke klub lain yang ia mau. Meskipun tetap ada kemungkinan ia bertahan di Barca. Messi adalah impian setiap pelatih dan semua klub seantero jagat, namun hanya klub-klub besar di Eropa yang sanggup menggaji Messi yang mencapai 124 Milyar rupiah perbulan. Sebut saja Manchester City, MU, Chelsea  atau Paris Saint Germain. 

 Messi masih akan  sanggup menunjukkan sihirnya dengan bola  beberapa tahun lagi di level tertinggi. Namun fakta yang harus dilihat disini adalah, apakah team-team super kaya itu benar- benar membutuhkan Messi? Kalau hanya untuk jadi jagoan di liga masing- masing tentu saja tanpa Messi mereka masih bisa bersaing. Di liga champions, faktanya Messi terakhir juara liga champions tahun  2015 pada saat itu Barca masih memiliki Andreas Iniesta dan Xavi Hernandez. 

   Setelah mundurnya Iniesta dan Xavi, Barca belum pernah lagi menjuarai Liga champions. Barca selalu gagal bahkan dengan cara yang memalukan. Tahun 2019 disingkirkan Liverpool dengan agregat 3-4, setelah unggul 3-0 di Camp Nou, lalu dipukul mundur di Anfield 4-0. Mengulang tragedi tahun sebelumnya yang disingkirkan AS Roma. Messi hanya diam dan tertunduk lesu ketika gol-gol bersarang di gawang Ter Stegen. Tidak ada satupun pemain Barca yang coba berteriak menyemangati teman-temannya  " Ayo bangkit kita hanya butuh satu gol saja!." Padahal gol ke empat Liverpool terjadi di menit 79 !.  Dengan kualitas Messi dan pemain Barca waktu itu,  11 menit sangatlah panjang untuk menghasilkan satu gol yang akan membungkam keriuhan stadion Anfield. 

   Begitu juga di team Nasional Argentina. Tiga kekalahan di final,  dua di final Copa Amerika, satu di final Piala Dunia dengan Messi sebagai kapten.  Dua kali kalah di final oleh Peru yang notabene kalah kelas kualitasnya dengan pemain Argentina. Pada final Piala Dunia lawan Jerman, Messi punya peluang emas mencetak gol ketika berhadapan satu lawan satu dengan Manuel Nuer, namun gagal di manfaatkan. Sesuatu yang biasanya begitu mudah diselesaikan oleh Messi saat main di liga Spanyol. 

   Messi tidak mampu berperan seperti Sergio Ramos, pahlawan Real Madrid  yang sebenarnya ketika di final  Champions 2018. . Setelah seperempat jam Madrid tidak mampu keluar dari tekanan liverpool, Ramos seolah berteriak kepada rekan-rekannya " Gue udah patahin bahunya Mo Salah nih, elo pada masih maen kaya ayam sayur juga?!." Momen cederanya Mo Salah menjadi momen bangkitnya Real Madrid mengalahkan liverpool. 

   Messi akan bermain lepas dan produktif bila beban di lepas dari pundaknya. Dahulu di Barca ada Carles Puyol, dilanjutkan oleh Xavi Hernandez dan Andreas Iniesta. Setelah mereka mundur Barca belum mampu juara champions.  Lihatlah bagaiman permainan Barcelona di musim ini, tidak ada kestabilan, kadang begitu tajam namun seringkali terlihat rapuh. 

   Karakter pemimpin yang kuat sangat dibutuhkan di lapangan terutama pada saat genting. Butuh seseorang yang mampu membakar semangat teamnya untuk mengeluarkan daya juang lebih, menambah determinasi, kembali fokus kepada konsep permainan yang sudah direncanakan. Itulah tugasnya kapten. Seorang kapten yang bukan hanya dihormati karena dia lebih senior, lebih populer atau gajinya lebih tinggi. Kita bisa lihat bagaimana Jordan Henderson dengan emosi 'menonyor' kepala Andrew Robertson yang sengaja berbuat 'nakal' kepada Neymar, namun telihat Robbo  langsung tunduk  kepada sang kapten. Kepemimpinan Cristiano Ronaldo terlihat setelah ia membuktikan dirinya 'sendirian' mampu memimpin timnas Portugal juara Eropa 2016. Mungkin itulah sebabnya Pep Guardiola tidak terlalu antusias membeli Messi musim panas kemarin. 

   Team besar memang butuh pemimpin yang hebat. Walaupun mereka dipimpin oleh pelatih yang hebat namun pelatih tetap membutuhkan perpanjangan tangannya ada di lapangan. Jurgen Klopp sudah punya Henderson, Solkjaer berharap pada Bruno Fernandez, Mauricio Pocchetino bisa mengandalkan Neymar yang hampir matang. Piolli masih mengharap tuah Ibrahimovic. Andrea Pirlo punya Cristiano Ronaldo. Hansa Flick punya Manuel Nuer. Manchester City yang akan ditinggal pensiun  Fernandinho akhir musim ini tampaknya akan mengorbitkan Kevin De Bruyne sebagai pemimpin di lapangan. Pep Guardiola tidak akan mau ambil resiko dengan menaruh  dua singa jantan dalam satu kandang. Nah, siapa butuh Messi ?. 

  Artikel ini sudah tayang di Kompasiana, silahkan lihat di sini
https://www.kompasiana.com/fahruroziaisha5740/60051e9dd541df1f627fe7a2/siapa-butuh-messi

Komentar